Perjalanan Karier Chris Evans: Dari Aktor Remaja hingga Ikon Captain America

Penulis: Riyan Wicaksono

Editor: Muhammad Kadafi

Tim Redaksi: Diplomasi Internasional Perusahaan Victory88

karachicelebrityescorts.com, 29 Mei 2025

Christopher Robert Evans, atau lebih dikenal sebagai Chris Evans, adalah aktor Amerika yang telah mengukir namanya sebagai salah satu bintang Hollywood terkemuka. Lahir pada 13 Juni 1981 di Boston, Massachusetts, Evans dikenal luas karena perannya sebagai Steve Rogers alias Captain America dalam Marvel Cinematic Universe (MCU). Namun, perjalanan kariernya jauh lebih luas, mencakup berbagai genre mulai dari komedi remaja, fiksi ilmiah, hingga drama dan teater Broadway. Artikel ini akan menguraikan secara mendetail perjalanan karier Chris Evans, menyoroti pencapaian, tantangan, dan dampaknya pada industri perfilman, serta bagaimana ia berhasil menjadi salah satu aktor dengan bayaran tertinggi di dunia.

1. Awal Kehidupan dan Ketertarikan pada Akting Metamorfosa Chris Evans, Captain America yang Awet Muda - Entertainment Fimela.com

Chris Evans lahir dan dibesarkan di Sudbury, Massachusetts, dari keluarga dengan latar belakang yang mendukung seni. Ibunya, Lisa Capuano, adalah direktur artistik di Concord Youth Theatre, sementara ayahnya, G. Robert Evans III, adalah dokter gigi. Menurut Wikipedia, Evans memiliki dua saudara perempuan, Carly dan Shanna, serta seorang saudara laki-laki, aktor Scott Evans. Pamannya, Mike Capuano, adalah mantan anggota Kongres AS, menunjukkan latar belakang keluarga yang cukup terpandang.

Ketertarikan Evans pada akting dimulai sejak kecil. Ia sering tampil dalam teater musikal, termasuk memerankan Randolph MacAfee dalam Bye Bye Birdie. Sebelum memulai tahun terakhirnya di SMA Lincoln-Sudbury Regional, Evans menghabiskan musim panas di New York City, mengambil kelas akting di Lee Strasberg Theatre and Film Institute, tempat ia bertemu dengan Scarlett Johansson, yang kelak menjadi rekan mainnya di MCU.

Pada tahun 1997, Evans membuat penampilan pertamanya dalam film pendidikan berjudul Biodiversity: Wild About Life!. Dua tahun kemudian, ia menjadi model untuk karakter “Tyler” dalam permainan papan Hasbro Mystery Date, di mana ia berbicara melalui telepon elektronik pada kotak permainan. Pada September 2000, Evans pindah ke Los Angeles dan tinggal di Apartemen Oakwood di Toluca Lake, sebuah kompleks yang dikenal sebagai tempat berkumpulnya aktor muda. Ia menggambarkan pengalaman ini sebagai “waktu yang tepat” untuk menjalin koneksi di industri hiburan.

2. Awal Karier: Langkah Pertama di Layar Kaca dan Layar Lebar

Chris Evans' Greatest Roles

Karier akting profesional Evans dimulai pada tahun 2000 dengan peran kecil dalam serial televisi Opposite Sex dan film televisi The Newcomers, di mana ia memerankan Judd, seorang remaja yang jatuh cinta. Pada tahun 2001, ia mendapatkan peran utama pertamanya dalam film komedi remaja Not Another Teen Movie, yang meskipun menerima ulasan beragam, membantu memperkenalkan namanya ke audiens yang lebih luas.

Evans terus membangun portofolionya dengan peran dalam film seperti Fierce People (2005) dan The Loss of a Teardrop Diamond (2008). Namun, terobosannya datang pada tahun 2005 ketika ia memerankan Johnny Storm alias Human Torch dalam Fantastic Four, sebuah adaptasi komik Marvel. Peran ini diulanginya dalam sekuelnya, Fantastic Four: Rise of the Silver Surfer (2007), yang membuatnya mulai dikenal sebagai aktor superhero. Menariknya, Evans adalah satu-satunya aktor Marvel yang memerankan dua karakter superhero berbeda dalam film yang berbeda (Human Torch dan Captain America).

Selama periode ini, Evans juga tampil dalam proyek lain seperti TMNT (2007) sebagai pengisi suara dan The Nanny Diaries (2007) bersama Scarlett Johansson, menunjukkan kemampuannya dalam genre yang beragam, dari animasi hingga komedi romansa.

3. Terobosan Besar: Captain America dan Marvel Cinematic Universe Chris Evans Legawa Pensiun sebagai Captain America

Puncak karier Evans terjadi pada tahun 2011 ketika ia memerankan Steve Rogers dalam Captain America: The First Avenger. Awalnya, Evans menolak peran ini karena khawatir ketenaran akan mengganggu kehidupan pribadinya dan takut gagal memenuhi ekspektasi penggemar. Namun, dorongan dari Robert Downey Jr., pemeran Iron Man, meyakinkannya untuk menerima peran tersebut. Evans bahkan berkonsultasi dengan terapis untuk mengatasi kecemasannya sebelum menerima tawaran ini.

Captain America: The First Avenger sukses secara kritis dan komersial, meraup lebih dari $370 juta di box office global. Ulasan dari The Sydney Morning Herald memuji pendekatan Evans yang “percaya diri namun halus” dalam memerankan karakter tersebut. Peran ini membawanya ke proyek MCU lainnya, termasuk The Avengers (2012), Captain America: The Winter Soldier (2014), Avengers: Age of Ultron (2015), Captain America: Civil War (2016), Avengers: Infinity War (2018), dan Avengers: Endgame (2019).

Kesuksesan MCU menjadikan Evans salah satu aktor dengan bayaran tertinggi di dunia, dengan film-filmnya sebagai pemeran utama menghasilkan lebih dari $11,4 miliar secara global, menjadikannya salah satu bintang box office terbesar sepanjang masa. Perannya sebagai Captain America tidak hanya ikonik tetapi juga membentuk citra Evans sebagai simbol kepahlawanan dan integritas.

4. Eksplorasi di Luar MCU: Diversifikasi Peran Chris Evans Dari Pemuda Biasa Menjadi Ikon Hollywood

Meskipun dikenal sebagai Captain America, Evans berusaha menunjukkan fleksibilitasnya dengan mengambil peran di luar genre superhero. Pada tahun 2010, ia membintangi Scott Pilgrim vs. the World sebagai Lucas Lee, menunjukkan sisi komedi yang kuat. Pada tahun 2013, ia bekerja sama dengan sutradara Korea Selatan Bong Joon-ho dalam Snowpiercer, sebuah film fiksi ilmiah yang mendapat puji kritis. Bong awalnya ragu untuk memilih Evans, tetapi berubah pikiran setelah melihat penampilannya dalam Sunshine (2007) dan Puncture (2011), yang menunjukkan sisi sensitifnya.

Evans juga membintangi drama seperti Gifted (2017) sebagai Frank Adler, seorang paman yang berjuang untuk hak asuh keponakannya yang jenius, serta Knives Out (2019) sebagai Ransom Drysdale, karakter yang jauh berbeda dari Captain America karena sifatnya yang manipulatif dan menyebalkan. Penampilan di Knives Out mendapat sambutan positif karena kemampuannya memainkan karakter yang kompleks.

Pada tahun 2020, Evans tampil dalam miniseri Defending Jacob, memerankan seorang ayah yang menghadapi dilema moral ketika anaknya dituduh melakukan pembunuhan. Penampilan ini menunjukkan kedalaman emosionalnya sebagai aktor drama.

5. Debut Sutradara dan Teater Broadway Chris Evans - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pada tahun 2014, Evans membuat debut penyutradaraannya dengan Before We Go, sebuah drama romansa yang juga ia produksi dan bintangi bersama Alice Eve. Meskipun film ini tidak sukses secara komersial, ia menunjukkan ambisi Evans untuk mengeksplorasi aspek lain dari perfilman.

Pada tahun 2018, Evans membuat debut Broadway dalam kebangkitan drama Kenneth Lonergan Lobby Hero, di mana ia berperan bersama Michael Cera. Penampilannya mendapat pujian dan menghasilkan nominasi Drama League Award serta memenangkan Favorite Featured Actor in a Play di Broadway.com Audience Awards.

6. Kembali ke MCU dan Proyek Terkini Chris Evans Dikabarkan Kembali ke MCU dalam Proyek Avengers: Doomsday

Setelah Avengers: Endgame (2019), banyak yang mengira perjalanan Evans sebagai Captain America telah berakhir, terutama setelah karakternya menyerahkan perisai kepada Falcon. Namun, pada tahun 2024, Evans kembali ke MCU dengan peran cameo sebagai Johnny Storm/Human Torch dalam Deadpool & Wolverine, mengejutkan penggemar. Ia juga dikonfirmasi akan tampil dalam Avengers: Doomsday, meskipun peran spesifiknya belum diungkap.

Di luar MCU, Evans membintangi The Gray Man (2022) bersama Ryan Gosling dan Ana de Armas, serta Ghosted (2023), sebuah film aksi-komedi romansa bersama Ana de Armas. Ia juga menjadi pengisi suara Buzz Lightyear dalam film animasi Lightyear (2022), menambah dimensi baru pada kariernya.

7. Kehidupan Pribadi dan Kontribusi Sosial Biodata Chris Evans, Pemeran Captain America yang Serius Mencari Teman Hidup | Orami

Evans dikenal sebagai pribadi yang rendah hati dan peduli pada isu sosial. Ia adalah pendukung Christopher’s Haven, sebuah badan amal yang menyediakan perumahan bagi keluarga yang terkena dampak kanker anak. Pada tahun 2015, ia dan Chris Pratt mengunjungi pasien di Seattle Children’s Hospital setelah taruhan Super Bowl yang mengumpulkan dana untuk organisasi ini. Pada Mei 2020, Evans mengadakan penggalangan dana virtual dengan rekan-rekan Avengers untuk mendukung organisasi seperti Feeding America dan No Kid Hungry.

Pada tahun 2020, Evans mendirikan A Starting Point, sebuah platform politik yang bertujuan mempersatukan warga dalam debat politik dengan menyediakan informasi dari kedua pihak, Demokrat dan Republik.

Dalam kehidupan pribadinya, Evans menikah dengan aktris Alba Baptista pada September 2023 dalam sebuah upacara intim di Massachusetts. Pasangan ini pertama kali muncul bersama di karpet merah pada Vanity Fair Oscars Party 2024.

8. Tantangan dan Kontroversi

Karier Evans tidak lepas dari tantangan. Pada September 2020, ia menjadi sorotan setelah tanpa sengaja mengunggah foto sensitif di Instagram Story, yang memicu perbincangan di media sosial. Meskipun insiden ini memalukan, Evans menanggapinya dengan humor dan fokus pada proyek-proyeknya.

Selain itu, tekanan memerankan Captain America membuatnya mengalami kecemasan sejak tahun 2007, yang memburuk selama syuting Puncture (2010), di mana ia mengalami serangan panik di lokasi syuting. Dukungan dari Robert Downey Jr. dan terapi membantu Evans mengatasi tantangan ini, memungkinkannya untuk menerima peran Captain America.

9. Penghargaan dan Pengakuan

Evans telah menerima sejumlah penghargaan, termasuk:

Ia juga dinobatkan sebagai Sexiest Man Alive oleh People pada tahun 2022, sebuah pengakuan atas karisma dan popularitasnya.

10. Dampak dan Warisan

Chris Evans telah memberikan dampak signifikan pada industri perfilman melalui:

  • Ikon MCU: Perannya sebagai Captain America tidak hanya mendefinisikan kariernya tetapi juga membantu menjadikan MCU sebagai salah satu waralaba tersukses dalam sejarah perfilman.

  • Fleksibilitas Genre: Dari komedi (Not Another Teen Movie), fiksi ilmiah (Snowpiercer), hingga drama (Gifted, Knives Out), Evans membuktikan kemampuannya menangani berbagai peran.

  • Advokasi Sosial: Melalui A Starting Point dan dukungannya pada badan amal, Evans menggunakan platformnya untuk dampak positif.

  • Inspirasi bagi Aktor Muda: Perjalanannya dari aktor remaja hingga bintang global menginspirasi banyak aktor untuk mengejar karier dengan dedikasi dan ketahanan.

11. Kesimpulan

Perjalanan karier Chris Evans adalah kisah tentang ketekunan, fleksibilitas, dan keberanian untuk menghadapi tantangan. Dari peran kecil di serial televisi hingga menjadi wajah Captain America, Evans telah menunjukkan bakat luar biasa dan komitmen pada seni peran. Dengan proyek-proyek terbaru seperti Avengers: Doomsday dan eksplorasi di luar MCU, ia terus memperkuat posisinya sebagai salah satu aktor paling berpengaruh di Hollywood. Dengan dedikasinya pada akting, penyutradaraan, dan filantropi, Chris Evans tidak hanya menjadi ikon perfilman tetapi juga panutan bagi generasi baru.

BACA JUGA: Panel Distribusi, Breaker, dan MCB: Fungsi, Komponen, dan Aplikasi dalam Sistem Kelistrikan

BACA JUGA: Hukum Acara (Formil): Pengertian, Prinsip, dan Penerapan di Indonesia

BACA JUGA: Badut-badut Politik: Fenomena, Dampak, dan Respons Masyarakat di Indonesia    

 


 

You may also like...