Sejarah Karier Sylvester Stallone: Perjalanan dari Aktor Pendatang Baru Menuju Ikon Hollywood

karachicelebrityescorts.com, 5 MEI 2025
Penulis: Riyan Wicaksono
Editor: Muhammad Kadafi
Tim Redaksi: Diplomasi Internasional Perusahaan Victory88

Sylvester Stallone, lahir pada 6 Juli 1946 di Hell’s Kitchen, New York City, adalah salah satu ikon Hollywood yang paling dikenal, terutama melalui perannya sebagai Rocky Balboa dan John Rambo. Kariernya yang membentang lebih dari lima dekade menunjukkan ketahanan, kreativitas, dan kemampuan untuk reinventasi diri di tengah pasang surut industri hiburan. Dari awal yang penuh perjuangan sebagai aktor pendatang baru hingga menjadi bintang aksi, penulis skenario, dan sutradara pemenang penghargaan, Stallone telah meninggalkan jejak abadi dalam sinema global. Film-franchise seperti Rocky dan Rambo tidak hanya mendefinisikan genre aksi, tetapi juga menginspirasi jutaan orang dengan tema ketekunan, pengorbanan, dan kemenangan melawan rintangan.

Hingga Mei 2025, Stallone tetap aktif di industri film, dengan proyek-proyek baru dan peran yang memperluas warisannya. Kariernya mencerminkan perjalanan seorang underdog yang, melalui kerja keras dan visi artistik, mencapai puncak Hollywood. Artikel ini menyajikan analisis mendalam tentang sejarah karier Stallone dari masa ke masa, mencakup awal kehidupan, terobosan besar, puncak Karier , tantangan, reinvensi, dan kontribusi terbarunya, dengan pendekatan profesional, rinci, dan jelas, berdasarkan sumber terpercaya dan data industri hingga Mei 2025.


Awal Kehidupan dan Perjuangan (1946–1975)

Refleksi 50 Tahun Perjalanan Karier Sylvester Stallone di Dunia Perfilman

1. Latar Belakang dan Masa Kecil

Sylvester Enzio Stallone lahir dalam kondisi sulit di lingkungan kelas pekerja Hell’s Kitchen. Komplikasi saat kelahirannya menyebabkan kelumpuhan sebagian pada wajahnya, yang menghasilkan ciri khasnya: ekspresi wajah sedikit asimetris dan cara bicara yang khas. Orang tuanya, Frank Stallone Sr. (penata rambut) dan Jacqueline Stallone (penari dan astrolog), bercerai saat ia masih kecil, membuat masa kecilnya penuh tantangan. Stallone menghabiskan sebagian masa remajanya di panti asuhan dan sering berpindah sekolah karena perilaku bermasalah.

Meskipun menghadapi kesulitan, Stallone menunjukkan bakat awal dalam seni. Ia mulai menulis cerita dan puisi, serta tertarik pada olahraga seperti tinju dan angkat beban, yang kemudian memengaruhi perannya sebagai Rocky. Setelah lulus dari sekolah menengah, ia belajar drama di American College di Swiss dan kemudian di University of Miami, tetapi tidak menyelesaikan gelarnya hingga 1999, ketika ia kembali untuk mendapatkan kredit akademik.

2. Awal Karier di New York Rahasia Sukses Sylvester Stallone, dari Hidup Sulit hingga Raja Hollywood  Halaman 1 - Kompasiana.com

Pada awal 1970-an, Stallone pindah ke New York untuk mengejar karier akting, tetapi perjuangannya berat. Ia mengambil pekerjaan serabutan, seperti penjaga pintu, pembersih kandang singa di Central Park Zoo, dan penutup bioskop, sambil mengikuti audisi. Peran awalnya terbatas pada bagian kecil atau tanpa kredit, termasuk:

  • The Party at Kitty and Stud’s (1970): Film dewasa ringan yang menjadi debut layar lebarnya, di mana ia dibayar $200 untuk dua hari syuting. Film ini kemudian dipasarkan ulang sebagai Italian Stallion setelah kesuksesan Rocky.

  • Bananas (1971): Peran kecil sebagai penutup kereta bawah tanah dalam film Woody Allen.

  • The Lords of Flatbush (1974): Peran pendukung sebagai Stanley Rosiello, yang menunjukkan bakatnya sebagai aktor karakter, meskipun peran ini tidak besar.

Selama periode ini, Stallone menghadapi penolakan berulang, dengan banyak casting director menganggap wajah dan cara bicaranya tidak cocok untuk peran utama. Untuk bertahan, ia mulai menulis skenario, yang kemudian menjadi kunci terobosannya.


Terobosan Besar: Rocky dan Awal Ketenaran (1976–1981)

1. Kelahiran Rocky (1976) Sejarah Hari Ini, 21 November 1976: Aksi Sylvester Stallone Jadi Rocky  Balboa Rebut Perhatian Dunia

Pada 1975, terinspirasi oleh pertarungan tinju antara Muhammad Ali dan Chuck Wepner, Stallone menulis naskah Rocky dalam tiga hari. Cerita tentang petinju underdog Rocky Balboa yang mendapat kesempatan melawan juara dunia Apollo Creed mencerminkan perjuangan pribadinya. Meskipun miskin dan hanya memiliki $106 di rekening banknya, Stallone menolak tawaran $360.000 dari United Artists untuk menjual naskahnya kecuali ia diizinkan memerankan Rocky sendiri.

United Artists akhirnya setuju dengan anggaran rendah $1 juta, dan Stallone membintangi film tersebut bersama Talia Shire, Burgess Meredith, dan Carl Weathers. Dirilis pada 3 Desember 1976, Rocky menjadi fenomena budaya, meraup $225 juta di box office global dan memenangkan tiga Academy Awards, termasuk Best Picture. Stallone dinominasikan untuk Best Actor dan Best Original Screenplay, menjadikannya salah satu dari sedikit individu yang menerima nominasi akting dan penulisan untuk film yang sama.

2. Sekuel Rocky dan Diversifikasi Peran Sylvester Stallone isyaratkan pensiun perankan Rocky Balboa - ANTARA News

Kesuksesan Rocky melambungkan Stallone ke status bintang. Ia melanjutkan franchise dengan:

  • Rocky II (1979): Stallone tidak hanya membintangi, tetapi juga menulis dan menyutradarai, menunjukkan ambisi kreatifnya. Film ini meraup $200 juta dan memperkuat citra Rocky sebagai simbol ketekunan.

  • F.I.S.T. (1978): Stallone memerankan pemimpin serikat buruh, mencoba peran dramatis, meskipun film ini kurang sukses secara komersial.

  • Paradise Alley (1978): Ia menulis, menyutradarai, dan membintangi drama tentang pegulat, tetapi film ini gagal menarik penonton.

Pada akhir 1970-an, Stallone mulai dikenal sebagai aktor aksi-dramatis, tetapi ia berjuang untuk keluar dari bayang-bayam Rocky. Ia juga menghadapi kritik karena dianggap kurang serbaguna sebagai aktor.


Puncak Karier: Rambo dan Dominasi Aksi (1982–1989)

1. First Blood dan Lahirnya John Rambo Sylvester Stallone Perankan Rambo Terakhir pada Usia 73 Tahun

Pada 1982, Stallone memperkenalkan karakter ikonik lainnya, John Rambo, dalam First Blood. Berdasarkan novel karya David Morrell, film ini menggambarkan veteran Perang Vietnam yang trauma melawan ketidakadilan di kota kecil Amerika. Stallone merevisi naskah untuk membuat Rambo lebih simpatik, dan film ini sukses besar, meraup $125 juta dengan anggaran $15 juta.

Sekuel Rambo memperkuat status Stallone sebagai bintang aksi:

  • Rambo: First Blood Part II (1985): Film ini meraup $300 juta dan menjadi simbol budaya era Reagan, dengan Rambo sebagai pahlawan nasionalis. Stallone dinobatkan sebagai salah satu aktor berpenghasilan tertinggi.

  • Rocky III (1982): Menampilkan Mr. T sebagai Clubber Lang, film ini memperkenalkan lagu ikonik Eye of the Tiger dan meraup $270 juta.

  • Rocky IV (1985): Dengan tema Perang Dingin melawan petinju Soviet Ivan Drago (Dolph Lundgren), film ini menjadi yang terlaris dalam franchise, meraup $300 juta.

2. Diversifikasi dan Eksperimen

Selain Rocky dan Rambo, Stallone mencoba genre lain:

  • Cobra (1986): Film aksi tentang polisi tangguh, meraup $160 juta meskipun mendapat ulasan beragam.

  • Over the Top (1987): Drama tentang pegulat lengan, yang kurang sukses dengan pendapatan $16 juta.

  • Tango & Cash (1989): Film aksi-komedi bersama Kurt Russell, meraup $120 juta dan menunjukkan kemampuan Stallone dalam humor.

Pada puncaknya, Stallone adalah salah satu aktor paling bankable di Hollywood, dengan pendapatan franchise Rocky dan Rambo mencapai lebih dari $1 miliar pada akhir 1980-an. Namun, citranya sebagai bintang aksi mulai membatasi peluang untuk peran yang lebih bervariasi.


Penurunan dan Tantangan (1990–2005)

1. Kegagalan Komersial dan Kritik

Pada 1990-an, karier Stallone mengalami penurunan akibat serangkaian film yang gagal:

  • Rocky V (1990): Meskipun meraup $120 juta, film ini dianggap mengecewakan karena alur yang lemah dan kurangnya aksi.

  • Oscar dan *Stop! Or My Mom Will Shoot (1992)*: Upaya Stallone dalam komedi gagal total, dengan ulasan buruk dan pendapatan rendah.

  • The Specialist (1994): Film aksi bersama Sharon Stone hanya meraup $57 juta, jauh di bawah ekspektasi.

Kritik terhadap akting Stallone yang dianggap monoton dan pilihan proyek yang buruk membuatnya kehilangan kilau sebagai bintang utama. Ia juga menghadapi persaingan dari aktor aksi baru seperti Arnold Schwarzenegger dan Jean-Claude Van Damme.

2. Kesuksesan Sporadis

Meskipun menghadapi kegagalan, Stallone mencetak beberapa keberhasilan:

  • Cliffhanger (1993): Film aksi tentang penyelamatan di pegunungan meraup $255 juta dan mendapat pujian atas aksi spektakulernya.

  • Demolition Man (1993): Film fiksi ilmiah bersama Wesley Snipes sukses dengan $158 juta, menunjukkan Stallone masih relevan.

  • Cop Land (1997): Peran dramatis sebagai sheriff kecil kota dianggap sebagai salah satu penampilan terbaiknya, meskipun film ini hanya meraup $45 juta.

3. Tantangan Pribadi

Selama periode ini, Stallone menghadapi tantangan pribadi, termasuk perceraian dari Brigitte Nielsen pada 1987 dan tekanan untuk mempertahankan citra fisiknya sebagai bintang aksi. Ia juga mulai kehilangan relevansi di tengah perubahan selera penonton, yang beralih ke film dengan efek visual canggih seperti The Matrix.


Reinvensi dan Kebangkitan (2006–2015)

1. Kembalinya Rocky dan Rambo

Pada pertengahan 2000-an, Stallone mengambil risiko besar dengan menghidupkan kembali karakternya yang ikonik:

  • Rocky Balboa (2006): Stallone menulis, menyutradarai, dan membintangi sekuel keenam, yang menggambarkan Rocky sebagai petinju tua yang kembali bertarung. Film ini meraup $155 juta dan mendapat ulasan positif karena kedalaman emosionalnya.

  • Rambo (2008): Stallone kembali sebagai Rambo dalam misi penyelamatan di Myanmar, meraup $113 juta. Film ini dipuji karena aksi brutalnya, meskipun dikritik karena kekerasan berlebihan.

Kedua film ini membuktikan bahwa Stallone masih bisa menarik penonton, terutama penggemar lama, dan membuka jalan untuk proyek baru.

2. The Expendables dan Kolaborasi Bintang Aksi

Pada 2010, Stallone menciptakan franchise The Expendables, yang menggabungkan bintang aksi seperti Jason Statham, Jet Li, dan Arnold Schwarzenegger. Ia menulis, menyutradarai, dan membintangi film pertama, yang meraup $274 juta. Sekuelnya, The Expendables 2 (2012) dan The Expendables 3 (2014), masing-masing meraup $315 juta dan $214 juta, menjadikan franchise ini sukses komersial meskipun ulasan beragam.

The Expendables memperkuat citra Stallone sebagai pemimpin genre aksi dan menarik generasi baru penggemar. Proyek ini juga menunjukkan kemampuannya untuk berkolaborasi dengan bintang modern.

3. Peran Dramatis dan Pengakuan

Stallone kembali menunjukkan bakat dramatisnya dalam:

  • Creed (2015): Sebagai Rocky Balboa yang melatih Adonis Creed (Michael B. Jordan), Stallone memberikan penampilan yang menyentuh hati. Ia memenangkan Golden Globe untuk Best Supporting Actor dan dinominasikan untuk Academy Award, pengakuan pertama sejak Rocky. Film ini meraup $173 juta dan menghidupkan kembali franchise Rocky.


Karier Terkini dan Warisan (2016–2025)

1. Proyek Terbaru

Hingga Mei 2025, Stallone tetap aktif di berbagai proyek:

  • Creed II (2018) dan Creed III (2023): Stallone kembali sebagai Rocky dalam Creed II (pendapatan $214 juta) dan menulis cerita awal untuk Creed III, meskipun tidak tampil di layar. Franchise ini terus memperluas warisan Rocky.

  • Rambo: Last Blood (2019): Sekuel terakhir Rambo meraup $91 juta, menutup kisah karakter ini dengan nada emosional.

  • The Expendables 4 (2023): Meskipun hanya meraup $51 juta dan mendapat ulasan buruk, Stallone tetap menjadi daya tarik utama.

  • Tulsa King (2022–sekarang): Stallone memasuki dunia televisi dengan peran utama sebagai bos mafia dalam serial Paramount+. Serial ini sukses kritis dan komersial, dengan musim kedua dirilis pada 2024.

  • Proyek Mendatang: Pada 2025, Stallone dikabarkan terlibat dalam film aksi baru dan proyek dokumenter tentang kehidupannya, serta berpotensi menyutradarai film biografi tentang dirinya sendiri.

2. Kontribusi di Luar Akting

Selain akting, Stallone telah memberikan kontribusi signifikan sebagai:

  • Penulis: Menulis naskah untuk sebagian besar film Rocky dan Rambo, serta The Expendables, menunjukkan bakatnya dalam storytelling.

  • Sutradara: Menyutradarai delapan film, termasuk Rocky II-IV, Rocky Balboa, Rambo, dan The Expendables.

  • Produser: Melalui Balboa Productions, Stallone memproduksi proyek seperti Creed dan Tulsa King, mendukung bakat baru.

3. Dampak Budaya dan Warisan

Stallone telah meninggalkan warisan yang tak terbantahkan:

  • Box Office: Film-filmnya telah menghasilkan lebih dari $4 miliar secara global, dengan Rocky dan Rambo sebagai franchise paling ikonik.

  • Inspirasi: Karakter Rocky dan Rambo menjadi simbol ketahanan dan patriotisme, menginspirasi budaya pop, dari video game hingga merchandise.

  • Pengaruh pada Genre Aksi: Stallone mendefinisikan genre aksi 1980-an bersama Schwarzenegger, membuka jalan bagi bintang modern seperti Jason Statham.

  • Penghargaan: Selain Golden Globe, Stallone menerima penghargaan kehormatan seperti Cesar Award Prancis (2015) dan berbagai penghargaan Lifetime Achievement.

4. Kehidupan Pribadi dan Filantropi

Stallone menikah dengan Jennifer Flavin sejak 1997 dan memiliki tiga putri: Sophia, Sistine, dan Scarlet. Ia juga memiliki dua putra dari pernikahan sebelumnya, Sage (meninggal 2012) dan Seargeoh. Stallone aktif dalam filantropi, mendukung organisasi seperti Make-A-Wish Foundation dan veteran militer melalui acara amal. Ia juga seorang pelukis dan kolektor seni, dengan pameran karyanya di Eropa.


Tantangan dan Kritik

Sepanjang kariernya, Stallone menghadapi sejumlah tantangan:

  1. Kritik Akting: Banyak kritikus menganggap aktingnya terbatas pada peran aksi, meskipun penampilan dramatisnya dalam Cop Land dan Creed membuktikan sebaliknya.

  2. Kegagalan Komersial: Film seperti Stop! Or My Mom Will Shoot dan The Expendables 4 menunjukkan bahwa tidak semua proyeknya sukses.

  3. Kesehatan Fisik: Cedera selama syuting, seperti patah tulang leher saat The Expendables, memengaruhi kesehatannya, tetapi ia tetap menjalani latihan fisik ketat hingga usia 70-an.

  4. Kontroversi: Stallone pernah menghadapi tuduhan pelecehan pada 1990-an, tetapi kasus ini tidak terbukti dan tidak memengaruhi kariernya secara signifikan.


Kesimpulan

Karier Sylvester Stallone adalah kisah epik tentang ketekunan, bakat, dan reinvensi. Dari perjuangan sebagai aktor pendatang baru di New York hingga menciptakan karakter ikonik seperti Rocky Balboa dan John Rambo, Stallone telah mengukir namanya sebagai salah satu legenda Hollywood. Kesuksesannya tidak hanya terletak pada pendapatan box office lebih dari $4 miliar, tetapi juga pada kemampuannya untuk menginspirasi jutaan orang melalui cerita tentang perjuangan dan kemenangan. Hingga Mei 2025, di usia 78 tahun, Stallone tetap relevan melalui proyek seperti Tulsa King dan warisan franchise Rocky dan Creed.

Perjalanan Stallone menunjukkan bahwa kesuksesan tidak datang tanpa rintangan, tetapi dengan visi, kerja keras, dan keberanian untuk mengambil risiko, seseorang dapat mengubah impian menjadi kenyataan. Sebagai aktor, penulis, sutradara, dan produser, Stallone telah meninggalkan warisan yang akan terus dikenang di Hollywood dan dunia sinema, mengukuhkan posisinya sebagai simbol sejati dari semangat underdog.

BACA JUGA: Tips Pria: Belajar Kebiasaan Baru dengan Berhenti Belajar Cara Menghilangkan Kebiasaan Buruk TOXIC

BACA JUGA: Spesifikasi Umum dan Perawatan Mobil Toyota Corolla DX (E70): Panduan Profesional dan Terperinci

BACA JUGA: Sejarah Kemerdekaan Negara San Marino: Perjalanan Panjang Menuju Kedaulatan

You may also like...