Perjalanan Karier Aktor Andrew Garfield
karachicelebrityescorts.com, 15 MEI 2025
Penulis: Riyan Wicaksono
Editor: Muhammad Kadafi
Tim Redaksi: Diplomasi Internasional Perusahaan Victory88
Andrew Russell Garfield, lahir pada 20 Agustus 1983 di Los Angeles, California, adalah aktor Inggris-Amerika yang telah meraih pengakuan dunia atas bakat aktingnya yang luar biasa di layar lebar, televisi, dan panggung teater. Dikenal luas sebagai Peter Parker dalam seri The Amazing Spider-Man, Garfield telah membuktikan dirinya sebagai aktor serba bisa dengan peran-peran dalam film drama, musikal, dan perang. Dengan penghargaan seperti Tony Award, BAFTA TV Award, dan Golden Globe Award, serta masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh versi Time pada 2022, Garfield telah menorehkan jejak yang signifikan di industri hiburan. Artikel ini akan menguraikan perjalanan karier Andrew Garfield dari awal mula hingga menjadi salah satu aktor papan atas Hollywood, menyoroti pencapaian, tantangan, dan pengaruhnya di panggung global.
1. Awal Mula: Dari Epsom ke Panggung Teater
Latar Belakang dan Minat Awal
Andrew Garfield lahir dari ibu asal Inggris, Lynn Hillman, dan ayah asal Amerika, Richard Garfield, yang memiliki keturunan Yahudi dari Polandia, Rusia, dan Rumania. Nama keluarga aslinya adalah “Garfinkel,” mencerminkan akar Yahudi keluarganya. Ketika berusia tiga tahun, keluarganya pindah dari Los Angeles ke Epsom, Surrey, Inggris, tempat Andrew dibesarkan dalam keluarga kelas menengah. Orang tuanya menjalankan bisnis desain interior kecil, sementara ibunya juga bekerja sebagai asisten pengajar di sekolah taman kanak-kanak, dan ayahnya menjadi pelatih kepala di Guildford City Swimming Club. Andrew memiliki kakak laki-laki yang kini bekerja sebagai dokter di Royal Brompton Hospital.
Sebagai anak, Andrew adalah seorang gimnas dan perenang, tetapi minatnya beralih ke akting pada usia 16 tahun setelah seorang teman mendorongnya untuk mengambil pelajaran teater di tingkat A-level. Ia mulai mengasah bakatnya di Guildford, Surrey, pada usia sembilan tahun, tampil dalam produksi teater remaja Bugsy Malone. Ia juga bergabung dengan kelompok teater pemuda di Epsom sebelum melanjutkan pendidikan formal di Royal Central School of Speech and Drama, University of London, tempat ia belajar selama tiga tahun dan lulus pada 2004.
Langkah Pertama di Dunia Akting
Setelah lulus, Garfield memulai kariernya di panggung teater Inggris. Pada 2004, ia memenangkan Manchester Evening News Theatre Award untuk Pendatang Baru Terbaik atas penampilannya dalam drama Kes di Royal Exchange Theatre, Manchester, di mana ia juga memerankan Romeo pada tahun berikutnya. Pada 2006, ia meraih Outstanding Newcomer Award di Evening Standard Theatre Awards. Debut televisinya terjadi pada 2005 dalam drama remaja Channel 4 Sugar Rush, diikuti oleh penampilan yang menarik perhatian di serial Doctor Who pada 2007, dalam episode “Daleks in Manhattan” dan “Evolution of the Daleks.” Penampilannya di Doctor Who membuatnya dinobatkan sebagai salah satu dari “10 Aktor untuk Ditonton” oleh Variety pada Oktober 2007.
2. Terobosan di Layar Lebar
Debut Film dan Peran Awal
Garfield membuat debut film layar lebar pada November 2007 dalam drama ansambel Lions for Lambs, beradu akting dengan bintang-bintang seperti Tom Cruise, Meryl Streep, dan Robert Redford. Meskipun perannya kecil, ia menyebut pengalaman ini sebagai keberuntungan besar, meskipun ia tidak mengharapkan pengakuan langsung dari penonton. Pada bulan yang sama, Garfield memerankan peran utama dalam drama Channel 4 Boy A, sebagai mantan narapidana yang berusaha membangun kehidupan baru. Penampilannya yang penuh emosi dan sensitif mendapat pujian kritis, memenangkan BAFTA TV Award untuk Aktor Terbaik pada 2008. Kritikus seperti Amy Biancolli dari Houston Chronicle memuji kecerdasan dan kepekaan Garfield, sementara John Hartl dari The Seattle Times menyoroti jangkauan emosionalnya.
The Social Network (2010): Menuju Pengakuan Global
Terobosan besar Garfield datang pada 2010 ketika ia memerankan Eduardo Saverin, salah satu pendiri Facebook, dalam film The Social Network karya David Fincher. Beradu akting dengan Jesse Eisenberg, Garfield memberikan penampilan yang kuat sebagai karakter yang menghadapi pengkhianatan dalam dunia bisnis teknologi. Penampilannya mendapat nominasi BAFTA Film Award dan Golden Globe Award, menjadikannya aktor yang diperhitungkan di Hollywood. The Social Network sukses secara kritis dan komersial, memperkuat posisi Garfield sebagai aktor muda berbakat.
Pada tahun yang sama, ia membintangi Never Let Me Go bersama Keira Knightley dan Carey Mulligan, sebuah drama distopia yang menunjukkan kemampuannya memerankan karakter kompleks dalam narasi emosional. Meskipun film ini tidak sesukses The Social Network di box office, penampilan Garfield mendapat pujian atas kedalaman emosinya.
3. Ikon Superhero: The Amazing Spider-Man
Peran Ikonik sebagai Peter Parker
Puncak ketenaran Garfield terjadi pada 2012 ketika ia terpilih sebagai Peter Parker dalam reboot The Amazing Spider-Man karya Marc Webb. Sebagai penggemar Spider-Man sejak kecil, Garfield merasa terhubung dengan karakter yang sering diolok-olok dan memiliki sisi rentan, mencerminkan pengalaman pribadinya. Film ini sukses besar, menghasilkan lebih dari $752 juta di seluruh dunia, meskipun mendapat respons beragam dari kritikus. Penampilan Garfield sebagai Spider-Man dipuji karena membawa keseimbangan antara humor, romansa, dan intensitas emosional, terutama dalam chemistry-nya dengan Emma Stone, yang memerankan Gwen Stacy.
Garfield kembali memerankan Spider-Man dalam The Amazing Spider-Man 2 (2014), menghadapi penjahat seperti Electro (Jamie Foxx) dan Green Goblin (Dane DeHaan). Meskipun film ini menghasilkan $709 juta, respons kritis yang kurang positif menyebabkan pembatalan rencana sekuel ketiga. Garfield awalnya diharapkan melanjutkan peran ini, tetapi peran Spider-Man beralih ke Tom Holland dalam Marvel Cinematic Universe (MCU). Garfield kembali sebagai Peter Parker dalam Spider-Man: No Way Home (2021), beradu akting dengan Tom Holland dan Tobey Maguire. Penampilannya dalam film ini mendapat sambutan hangat, dengan penggemar memuji emosi mendalam yang ia bawa ke karakter, terutama dalam adegan yang berkaitan dengan Gwen Stacy. Garfield menyatakan keinginannya untuk kembali sebagai Spider-Man di masa depan, dengan pendekatan yang terinspirasi oleh Spider-Verse.
4. Keberhasilan di Panggung Teater
Broadway dan Penghargaan Tony
Selain layar lebar, Garfield telah mencatatkan prestasi gemilang di panggung teater. Pada 2012, ia tampil sebagai Biff Loman dalam produksi Broadway Death of a Salesman, yang memberinya nominasi Tony Award untuk Aktor Pendukung Terbaik. Puncak karier teaternya terjadi pada 2017, ketika ia memerankan Prior Walter dalam produksi London Angels in America. Penampilannya yang kuat sebagai pria yang menghadapi AIDS dan pergulatan spiritual mendapat nominasi Laurence Olivier Award. Ketika produksi ini dipindahkan ke Broadway pada 2018, Garfield memenangkan Tony Award untuk Aktor Terbaik dalam Drama, mengukuhkan reputasinya sebagai aktor panggung yang luar biasa.
Garfield menyebut teater sebagai “rumah keduanya,” menikmati kedekatan dengan penonton yang tidak ditemukannya dalam film. Penampilannya di Angels in America dipuji karena kepekaan dan intensitasnya, menunjukkan kemampuannya menangani peran yang menantang secara emosional dan fisik.
5. Puncak Karier di Film Drama dan Musikal
Hacksaw Ridge dan Silence (2016)
Setelah absen setahun dari layar lebar, Garfield kembali dengan dua film besar pada 2016. Dalam Hacksaw Ridge karya Mel Gibson, ia memerankan Desmond Doss, seorang prajurit medis Perang Dunia II yang menolak memegang senjata karena keyakinan agamanya. Garfield menerima nominasi Academy Award untuk Aktor Terbaik atas penampilannya yang penuh dedikasi, dengan film ini menghasilkan lebih dari $175 juta di seluruh dunia. Untuk mempersiapkan peran ini, Garfield mempelajari kehidupan Doss secara mendalam, termasuk berinteraksi dengan keluarganya.
Pada tahun yang sama, ia membintangi Silence karya Martin Scorsese, memerankan Sebastião Rodrigues, seorang imam Yesuit abad ke-17 yang menghadapi krisis iman di Jepang. Garfield menghabiskan satu tahun mempelajari ajaran Yesuit bersama James Martin dan kehilangan 18 kg untuk mencapai fisik karakternya. Meskipun Silence kurang sukses di box office, penampilan Garfield dipuji karena kedalaman emosinya.
Tick, Tick… Boom! (2021): Puncak Karier Musikal
Pada 2021, Garfield memerankan Jonathan Larson dalam musikal Tick, Tick… Boom! karya Lin-Manuel Miranda. Peran ini menandai debutnya dalam genre musikal, menuntutnya untuk menyanyi dan menari sambil menangkap semangat kreatif Larson. Penampilannya mendapat pujian luas, memenangkan Golden Globe Award untuk Aktor Terbaik dan menerima nominasi Academy Award kedua untuk Aktor Terbaik. Garfield mendedikasikan peran ini untuk ibunya, Lynn, yang meninggal karena kanker pankreas pada 2019, menyatakan bahwa peran ini membantunya memproses duka melalui seni.
We Live in Time (2024)
Pada 2024, Garfield membintangi We Live in Time bersama Florence Pugh, sebuah drama romansa karya John Crowley yang diproduksi oleh A24. Film ini, yang tayang perdana di Toronto International Film Festival 2024, menceritakan kisah cinta yang mengharukan antara Tobias (Garfield) dan Almut (Pugh) di tengah diagnosis kanker. Chemistry Garfield dan Pugh mendapat pujian kritis, dengan film ini menghasilkan $29 juta di box office. Penampilan Garfield menunjukkan kemampuannya menangani narasi emosional yang kompleks, memperkuat statusnya sebagai aktor serba bisa.
6. Peran di Televisi dan Proyek Lain
Pada 2022, Garfield membintangi miniseri Under the Banner of Heaven, memerankan seorang detektif Mormon yang menyelidiki kasus pembunuhan. Penampilannya mendapat nominasi Primetime Emmy Award untuk Aktor Utama Terbaik, menunjukkan kemampuannya beradaptasi dengan format televisi. Ia juga tampil sebagai pembawa acara Saturday Night Live pada 2014, menunjukkan sisi komedinya.
Selain akting, Garfield mulai menjelajahi peran sebagai produser. Ia terlibat dalam beberapa proyek film, meskipun detailnya masih terbatas. Dedikasinya terhadap seni juga terlihat dari keterlibatannya dalam kegiatan amal, termasuk menari untuk menggalang dana bagi anak-anak yatim piatu, yang menghasilkan $10.000.
7. Kehidupan Pribadi dan Pengaruh Publik
Kehidupan Pribadi
Garfield dikenal sebagai pribadi yang tertutup tentang kehidupan pribadinya. Ia pernah menjalin hubungan dengan aktris Emma Stone (2010–2015), Alyssa Miller, Olivia Brower, dan Kate Tomas (2024). Pada 2025, rumor hubungannya dengan aktris Monica Barbaro, yang dinominasikan untuk Oscar 2025, mencuri perhatian media, meskipun belum dikonfirmasi secara resmi. Garfield juga terbuka tentang orientasi seksualnya, menyatakan dalam wawancara bahwa ia menikmati eksplorasi peran yang menantang stereotip gender, seperti dalam Angels in America.
Kehilangan ibunya pada 2019 karena kanker pankreas sangat memengaruhi Garfield. Ia sering berbicara tentang dukungan ibunya terhadap kariernya dan bagaimana kematiannya mengajarkannya untuk menghargai kehidupan melalui seni. Garfield mendedikasikan peran dalam Tick, Tick… Boom! untuk ibunya, menyatakan bahwa duka adalah bagian dari cinta yang tidak tersampaikan.
Advokasi Sosial
Garfield dikenal vokal dalam mendukung isu-isu sosial, terutama terkait konflik Israel-Palestina. Pada 2023, ia menandatangani surat terbuka kepada Presiden Joe Biden, bersama aktor seperti Joaquin Phoenix dan Kristen Stewart, mendesak gencatan senjata di Gaza. Dalam wawancara pada 2024, ia menegaskan dukungannya terhadap warga Palestina, menyerukan fokus pada penderitaan mereka. Sikap ini membuatnya menjadi figur yang dihormati sekaligus kontroversial di kalangan penggemar dan media.
8. Tantangan dan Ketahanan
Pembatalan The Amazing Spider-Man 3
Pembatalan The Amazing Spider-Man 3 menjadi salah satu tantangan besar dalam karier Garfield. Meskipun ia awalnya diharapkan melanjutkan peran Spider-Man, perubahan arah kreatif Marvel menyebabkan peran ini beralih ke Tom Holland. Garfield mengaku kecewa, tetapi kembalinya sebagai Spider-Man dalam Spider-Man: No Way Home memberinya kesempatan untuk menutup babak tersebut dengan cara yang memuaskan.
Tekanan Publik dan Keseimbangan Karier
Sebagai aktor terkenal, Garfield menghadapi tekanan publik yang besar, terutama terkait peran Spider-Man. Pada 2024, ia menyatakan rasa jenuh dengan pertanyaan berulang tentang Spider-Man, menunjukkan keinginannya untuk diakui atas karya lain yang lebih beragam. Untuk mengatasi tekanan, Garfield sempat mengambil jeda dari akting pada 2022, fokus pada kesehatan mental dan eksplorasi proyek baru.
9. Dampak dan Warisan
Pengaruh di Industri Hiburan
Andrew Garfield telah menjadi salah satu aktor paling serba bisa di Hollywood, mampu bertransisi dari film superhero ke drama berat, musikal, dan teater. Totalitasnya dalam setiap peran, seperti kehilangan 18 kg untuk Silence atau belajar menyanyi untuk Tick, Tick… Boom!, menunjukkan dedikasinya terhadap seni. Penghargaan seperti Tony Award, BAFTA, dan Golden Globe, serta dua nominasi Oscar, mengukuhkan statusnya sebagai aktor papan atas.
Warisan sebagai Aktor dan Seniman
Garfield telah menginspirasi aktor muda dengan pendekatannya yang otentik terhadap akting. Ia menyebut dirinya sebagai “seniman Yahudi,” mencerminkan identitas budayanya yang memengaruhi pilihan perannya. Keterlibatannya dalam proyek-proyek seperti Angels in America dan We Live in Time menunjukkan komitmennya untuk mengeksplorasi tema-tema kemanusiaan yang mendalam. Dengan kekayaan bersih sekitar $10 juta (sekitar Rp165 miliar) pada 2025, Garfield telah membangun karier yang sukses secara finansial dan artistik.
Kesimpulan
Perjalanan karier Andrew Garfield adalah kisah tentang bakat, dedikasi, dan ketahanan. Dari panggung teater di London hingga layar lebar Hollywood, ia telah membuktikan dirinya sebagai aktor serba bisa yang mampu menangani peran superhero, drama historis, dan musikal dengan sama baiknya. Peran ikoniknya sebagai Spider-Man membawanya ke ketenaran global, tetapi penampilannya dalam The Social Network, Hacksaw Ridge, Tick, Tick… Boom!, dan Angels in America menunjukkan kedalaman dan jangkauan aktingnya. Dengan advokasi sosial yang vokal dan komitmen terhadap seni, Garfield terus meninggalkan warisan yang kuat di industri hiburan. Film terbarunya, We Live in Time, dan potensi proyek masa depan menunjukkan bahwa kariernya masih akan terus bersinar di tahun-tahun mendatang.
Sumber
BACA JUGA: Panduan Lengkap Travelling ke Republik Ceko untuk Wisatawan Indonesia
BACA JUGA : Lingkungan, Sumber Daya Alam, dan Penduduk Republik Ceko: Analisis Mendalam
BACA JUGA : Seni dan Tradisi Negara Republik Ceko: Warisan Budaya yang Kaya dan Beragam